Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Inilah Siaran Terakhir RRI Timor Timur Sesaat Setelah Berpisah dari Indonesia

Ilmu Sesuatu
Jual Prompt - Platform: chatGPT, Bing AI, dan Google Bard.
Jump to Indonesia - Unforgettable Tourism Experiences in Indonesia!
Luc Tekno - Berbagi Ilmu.



Inilah Siaran Terakhir RRI Timor Timur Sesaat Setelah Berpisah dari Indonesia
Gbr. Inilah Siaran Terakhir RRI Timor Timur Sesaat Setelah Berpisah dari Indonesia (yt)

Inilah siaran terakhir dari Radio Republik Indonesia (RRI) di Timor Timur (sekarang Timor Leste), pada tahun 1999, ketika Timor Leste memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pada tahun 1999, Timor Timur akhirnya memutuskan untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. 

Dalam momen yang sensitif ini, siaran terakhir dari RRI di Timor Timur ditayangkan sebagai bentuk perpisahan untuk seluruh pendengar setia RRI di daerah tersebut. 

Siaran perpisahan ini terdengar penuh dengan kesedihan, yang diperdengarkan oleh Parlin Tobing, Kepala Stasiun Radio Republik Indonesia untuk Timor Timur.

Dalam siaran terakhirnya, Parlin Tobing mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kesetiaan pendengar selama 23 tahun 38 hari. Ia mengatakan bahwa RRI telah menemani pendengar di Timor Timur kapan saja dan di mana saja. Namun, sekarang saatnya bagi pendengar untuk memutuskan jalan mereka sendiri.

Inilah Siaran Terakhir RRI Timor Timur Sesaat Setelah Berpisah dari Indonesia
Gbr. Inilah Siaran Terakhir RRI Timor Timur Sesaat Setelah Berpisah dari Indonesia (yt)

Meski Parlin Tobing dan timnya meninggalkan pendengar di Timor Timur, ia menekankan bahwa 52 stasiun RRI dari Banda Aceh hingga Irian Jaya masih ada untuk membawa berita, penerangan pendidikan, dan hiburan. Parlin Tobing juga mengingatkan bahwa pendengar di Timor Timur adalah bagian dari RRI yang dipecah belah oleh kaum kolonial Belanda dan Portugis.

Siaran terakhir ini mencerminkan perasaan sedih dan kehilangan yang dirasakan oleh para pendengar setia RRI di Timor Timur. Namun, siaran tersebut juga menyampaikan pesan bahwa meski RRI di Timor Timur berakhir, stasiun RRI lainnya masih ada dan tetap siap untuk menemani pendengar di seluruh Indonesia.

Perpisahan ini menggambarkan momen yang sulit dalam sejarah Indonesia dan Timor Timur. Namun, melalui siaran terakhirnya, RRI telah memberikan penghormatan dan penghargaan kepada pendengar setianya di Timor Timur, sambil mengingatkan mereka bahwa mereka tetap menjadi bagian dari komunitas yang lebih besar di Indonesia.

Video. Inilah Siaran Terakhir RRI Timor Timur Sesaat Setelah Berpisah dari Indonesia (yt)

Berikut siaran terakhir dari Parlin Tobing, Kepala Stasiun RRI Timor Leste.
"Saudara pendengar sekalian, khususnya di Timor Timur, pada hari ini kamis tanggal 23 September 1999, berakhir sudah tugas kami melalui Radio Republik Indonesia di bumi Lorosae. Pada Frekuensi  88,2 KHertz, 99,3 KHertz dan 684 MHertz.
23 tahun 38 hari kami dengan setia menemani anda kapan saja dan di mana saja. Kini, kalian yang berjanji, kalian yang mengingkari. Kalian yang memulai, dan kalian minta diakhiri.
Saudaraku, Saudara pendengar yang tercinta. Manakala masih bersandar kerinduan di relung hati kalian, ingatlah, bahwa 52 Stasiun Radio Republik Indonesia dari Banda Aceh hingga Irian Jaya tetap masih ada membawa berita, penerangan pendidikan dan hiburan. Kalian adalah bagian dari kami yang dipecah belah oleh kaum kolonial Belanda dan Portugis.
Akhirnya saya Kepala Stasiun Radio Republik Indonesia, Parlin Tobing, beserta tim khusus terakhir Zainul Harvan, Saudara Josmano dan Loli Paulus Laiyan, serta Yakub Leluya mengucapkan selamat tinggal dan selamat berpisah.”

Editor: Mas Ari Lucianus
Sumber: yt

Post a Comment for "Inilah Siaran Terakhir RRI Timor Timur Sesaat Setelah Berpisah dari Indonesia"