Kondisi Memanas, TNI Evakuasi WNI di Sudan dengan Boeing 737
Jual Prompt - Platform: chatGPT, Bing AI, dan Google Bard.
Jump to Indonesia - Unforgettable Tourism Experiences in Indonesia!
Luc Tekno - Berbagi Ilmu.
![]() |
Gbr. Kondisi Memanas, TNI Evakuasi WNI di Sudan dengan Boeing 737 (Kompas.com) |
Menanggapi kondisi yang semakin tak menentu dan memanas di Sudan, Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) memerintahkan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) untuk mengerahkan satu pesawat Boeing 737-400 guna melakukan evakuasi terhadap Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Sudan.
Tindakan ini dilakukan sebagai bagian dari upaya TNI dalam melindungi dan melaksanakan salah satu tugas pokoknya, yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan di manapun mereka berada.
Pesawat Boeing tersebut, yang berasal dari Skadron Udara 17 Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, diawaki oleh Mayor Penerbang Rezha Wibowo dan Mayor Penerbang Arief Rakhman beserta 14 kru lainnya.
Sebanyak 39 personel, termasuk 16 kru pesawat, tim dari Komando Pasukan Khusus Angkatan Udara (Kopasgat), personel medis TNI, personel Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, psikolog TNI, dan staf Kementerian Luar Negeri, turut dalam misi evakuasi WNI di Sudan tersebut.
Misi evakuasi WNI di Sudan ini bukan yang pertama kalinya dilakukan oleh TNI. Sebelumnya, TNI juga telah melaksanakan misi serupa di Afganistan pada tahun 2021 dan Ukraina pada tahun 2022. Panglima TNI, Laksamana TNI Yudo Margono, melepas keberangkatan tim evakuasi di Apron Pandawa, Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta pada hari Senin, 24 April 2023. Panglima TNI menekankan bahwa misi evakuasi ini merupakan perwujudan dari salah satu tugas pokok TNI, yaitu melindungi seluruh bangsa Indonesia di manapun mereka berada.
Misi evakuasi WNI ke Sudan dipimpin oleh Kolonel Penerbang Noto Casnoto sebagai Mission Commander. Pesawat A-7305, tipe B-737-400, direncanakan akan berangkat pada hari Selasa, 25 April 2023, dan akan menempuh jarak penerbangan sekitar 4.644 mil laut. Waktu tempuhnya diperkirakan akan mencapai 12 jam 30 menit dari Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, menuju Jeddah, Arab Saudi, dengan transit di Lanud SIM Banda Aceh, Mumbay, India, Muscat, Oman, dan Jeddah sebagai posko misi evakuasi.
Setelah sampai di Jeddah, pesawat A-7305 akan melanjutkan misi evakuasi WNI di Sudan dengan beberapa sorti penerbangan ke Port Sudan. Evakuasi dilakukan dengan menggunakan pesawat Boeing 737-400 karena memiliki kapasitas yang cukup untuk mengangkut jumlah penumpang yang diharapkan, serta memiliki jangkauan yang cukup untuk melaksanakan penerbangan jarak jauh seperti ini. Pesawat tersebut juga telah disiapkan dan dilengkapi dengan peralatan dan fasilitas
Sebanyak 39 personel yang terdiri dari 16 kru pesawat, tim khusus dari Komando Pasukan Khusus Angkatan Darat (Kopasgat), tenaga medis dari TNI, personel Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, psikolog TNI, dan staf Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) turut dalam misi evakuasi WNI di Sudan. Mereka dipimpin oleh Kolonel Pnb Noto Casnoto sebagai Mission Commander.
Pesawat Boeing 737-400 dengan nomor registrasi A-7305, yang merupakan bagian dari Skadron Udara 17 Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta, diawaki oleh Mayor Pnb Rezha Wibowo dan Mayor Pnb Arief Rakhman beserta 14 kru lainnya. Mereka akan bertugas dalam misi evakuasi WNI di Sudan yang akan dilaksanakan dalam beberapa sorti penerbangan.
Rute penerbangan pesawat A-7305 dimulai dari Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta pada hari Selasa, 25 April 2023. Pesawat akan terbang selama sekitar 12 jam 30 menit, menempuh jarak penerbangan sekitar 4.644 nautical miles, dengan transit di Lanud SIM Banda Aceh, Mumbai India, Muscat Oman, dan Jeddah Arab Saudi sebagai posko misi evakuasi.
Misi evakuasi WNI di Sudan dilakukan sebagai perwujudan dari salah satu tugas pokok TNI, yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan di mana pun mereka berada, seperti yang disampaikan oleh Panglima TNI, Laksamana TNI Yudo Margono, saat melepas keberangkatan tim evakuasi di Apron Pandawa, Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta pada 24 April 2023.
Panglima TNI juga menekankan bahwa misi evakuasi WNI di Sudan bukanlah yang pertama kali dilakukan oleh TNI. Sebelumnya, TNI telah melaksanakan misi serupa di Afghanistan pada tahun 2021 dan Ukraina pada tahun 2022. Hal ini menunjukkan komitmen TNI dalam menjalankan tugas kemanusiaan untuk melindungi dan mengamankan warga negara Indonesia yang berada di luar negeri, terutama dalam situasi darurat atau konflik.
Situasi di Sudan sendiri menjadi semakin tak menentu dan memanas. Sudan merupakan negara di Afrika yang telah lama mengalami konflik bersenjata, terutama di wilayah Darfur yang telah menimbulkan banyak korban jiwa dan mengakibatkan ribuan warga sipil mengungsi. Konflik ini melibatkan berbagai pihak, termasuk kelompok pemberontak dan pemerintah Sudan.
Dalam konteks ini, evakuasi WNI di Sudan menjadi langkah penting untuk melindungi warga negara Indonesia yang berada di wilayah tersebut. Tim evakuasi yang terdiri dari personel TNI, Kopasgat, tenaga medis, dan staf Kemenlu akan berperan dalam mengamankan dan membantu proses pemindahan evakuasi WNI di Sudan. Mereka akan bekerja sama dengan pihak berwenang setempat dan instansi internasional yang terkait untuk memastikan kelancaran proses evakuasi dan keselamatan para WNI yang dievakuasi.
Tim evakuasi WNI di Sudan juga akan memberikan perhatian khusus terhadap kondisi kesehatan dan kesejahteraan para WNI yang dievakuasi. Tenaga medis yang turut dalam misi evakuasi akan memberikan layanan medis darurat dan pemantauan kesehatan kepada para WNI, serta memberikan perawatan yang diperlukan selama proses evakuasi.
Selain itu, tim evakuasi juga akan melibatkan psikolog TNI untuk memberikan dukungan psikososial kepada para WNI yang mungkin mengalami tekanan emosional atau trauma akibat situasi konflik di Sudan. Dukungan psikososial ini sangat penting untuk membantu para WNI menghadapi situasi yang mungkin sulit dan mengurangi dampak psikologis yang mungkin timbul akibat pengalaman yang mereka alami.
Proses evakuasi WNI di Sudan akan melibatkan koordinasi yang intensif antara tim evakuasi, pihak berwenang setempat, dan instansi internasional terkait. Tim evakuasi akan berupaya untuk mengatasi setiap kendala yang mungkin muncul, termasuk masalah logistik, keamanan, dan perijinan penerbangan, guna memastikan proses evakuasi dapat berjalan lancar dan aman.
Setelah proses evakuasi selesai, para WNI yang dievakuasi akan diberikan perawatan dan perlindungan lebih lanjut, termasuk pelayanan medis dan dukungan psikososial yang diperlukan. Mereka juga akan diinformasikan tentang perkembangan situasi di Sudan dan diarahkan untuk mengikuti arahan resmi dari pihak berwenang terkait.
Misi evakuasi WNI di Sudan merupakan contoh nyata dari komitmen TNI dalam melindungi dan mengamankan warga negara Indonesia di luar negeri, terutama dalam situasi darurat atau konflik. Semoga misi evakuasi ini dapat berjalan sukses dan para WNI dapat ditempatkan dalam kondisi yang aman. TNI akan terus mengawal dan melibatkan diri dalam upaya melindungi dan membantu warga negara Indonesia yang berada di luar negeri dalam menghadapi situasi yang sulit.
Post a Comment for "Kondisi Memanas, TNI Evakuasi WNI di Sudan dengan Boeing 737"